MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas
penduduk – Mobilitas penduduk berarti keterbukaan penduduk untuk
berpindah lapangan kerja atau menerima hal yang baru. Atas dasar penegrtian
tersebut ada dua jenis mobilitas penduduk, yaitu sebagai berikut:
- Mobilitas
horizontal, yaitu perpindahan penduduk secara teritorial, spasial, atau
geografis. Misalnya: perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk menetap
(urbanisasi).
- Mobilitas vertikal, yaitu pergeseran atau perubahan status sosial seseorang. Misalnya dari buruh tani menjadi tuan tanah.
- Mobilitas vertikal, yaitu pergeseran atau perubahan status sosial seseorang. Misalnya dari buruh tani menjadi tuan tanah.
Migrasi merupakan salah satu bentuk mobilitas penduduk. Ada beberapa alasan seseorang melakukan migrasi, yaitu:
a. Alasan ekonomi: bertujuan untuk memperbaiki taraf
hidup.
b. Alasan politik: misalnya adanya tekanan-tekanan di tempat tinggal atau karena perbedaan ideologi.
c. Alasan sosial: terjadi karena tekanan-tekanan sosial dari tetangganya, misalnya karena telah melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain atau memalukan tetangga.
d. Alasan agama: karena tidak ada kebebasan dalam menganut agama sesuai dengan kepercayaannya.
e. Alasan-alasan lain: seperti ingin melanjutkan sekolah, berpetualang, dan lain-lain.
b. Alasan politik: misalnya adanya tekanan-tekanan di tempat tinggal atau karena perbedaan ideologi.
c. Alasan sosial: terjadi karena tekanan-tekanan sosial dari tetangganya, misalnya karena telah melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain atau memalukan tetangga.
d. Alasan agama: karena tidak ada kebebasan dalam menganut agama sesuai dengan kepercayaannya.
e. Alasan-alasan lain: seperti ingin melanjutkan sekolah, berpetualang, dan lain-lain.
Ada beberapa jenis migrasi yang perlu diketahui, yaitu
migrasi internasional, migrasi nasional, migrasi masuk, migrasi keluar, migrasi
sirkuler, nglaju, dan urbanisasi.
- Migrasi
internasional, yaitu perpindahan penduduk yang melewati batas suatu
negara. Contoh: jika seseorang pindah dari Indonesia ke Australia untuk menetap
di sana. Perpindahan penduduk ke dalam/masuk suatu negara/wilayah disebut
imigrasi (imigration) dan perpindahan penduduk ke luar dari suatu
negara/wilayah disebut emigrasi (emigration).
- Migrasi nasional,
yaitu migrasi yang terjadi masih dalam batas wilayah suatu negara. Misalnya
perpindahan penduduk dari satu provinsi ke provinsi lain atau dari satu
kabupaten ke kabupaten lain. Sedangkan istilah lain yang digunakan oleh para
ahli dalam menerangkan tentang masalah migrasi nasional, yakni:
- Migrasi sirkuler (circular
migration), yaitu perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat
pekerjaan. Contohnya penduduk Sumedang bekerja di Bandung akn tetapi pada
waktu-waktu tertentu secara teratur pulang ke tempat tinggalnya karena semua
keluarganya tinggal di Sumedang.
- Nglaju (Commute),
yaitu pergi ke tempat/kota lain di pagi hari dan pulang di sore hari atau malam
hari. Gejala ini adalah fenomena baru di zaman teknologi tinggi di mana sarana
transportasi sudah sangat baik. Bagi orang-orang tertentu di Amerika Serikat,
istilah makan pagi di New York dan makan siang di Los Angeles adalah sudah
umum. Meskipun jarak antara New York ke Los Angeles lebih kurang sama dengan
jarak antara Sabang ke Merauke. Contoh nglaju yang banyak dilakukan pekerja di
Jakarta misalnya mereka yang bertempat tinggal di Karawang atau Bogor (Jawa
Barat).
- Transmigrasi, yaitu
proses perpindahan penduduk, biasanya dengan ukuran kepala keluarga, dari pulau
berpenduduk padat menuju pulau yang berpenduduk jarang. Contoh: penduduk Jawa
Timur bertransmigrasi ke Irian Jaya.
- Urbanisasi, yaitu
proses perpindahan penduduk baik individu atau kelompok dari pedesaan ke kota.
urbanisasi dapat terjadi karena: semakin sempitnya lapangan kerja di daerah
asal, karena pertambahan penduduk desa yang terlalu cepat, daya; daya tarik
kota yang serba gemerlapan dan memiliki fasilitas sosial, ekonomi, dan
transportasi yang lebih lengkap dan baik.
GLOBALISASI
Pengertian Umum
Globalisasi
Jika kita
mencermati, maka secara sederhana globalisasi terlihat ketika semua orang di
dunia sudah memakai ceana botol, pakai sepatu yang sedang ngetrend, makan di
resto mewah ala barat, dan memakai peralatan hidup/kerja yang modern,
globalisasi terlihat dalam bentuk Kapitalisme mendunia atau global nampak nyata
lewat bantuan tidak ikhlas IMF, Bank Dunia, dan WTO;
lembaga-lembaga dunia ini mencerminkan ketidakadilan global. Globalisasi adalah
satu kata yang mungkin paling banyak dibicarakan orang beberapa waktu
terakhir ini dengan pemahaman arti yang beragam atau berbeda tergantung siapa
yang membicarakannya.
Tapi
istilah globalisasi telah menampakkan kesadaran bagi manusia, bahwa semua penghuni planet ini
saling terkait dan tidak bisa dipisahkan begitu saja satu sama lain walau ada
rentang jarak yang secara fisik membentang. Dunia dipandang sebagai satu
kesatuan dimana semua manusia di muka bumi ini terhubung satu sama lain dalam
jaring-jaring kepentingan yang amat luas.Pembicaraan mengenai globalisasi
adalah pembicaraan mengenai topik yang amat luas yang melingkupi aspek mendasar
kehidupan manusia dari budaya, politik, ekonomi dan sosial. Globalisasi di
bidang ekonomi barangkali kini menjadi kerangka acuan dan sekaligus contoh yang
saat ini paling jelas menggambarkan bagaimana sebuah kebijakan global bisa
berdampak pada banyak orang di tingkat lokal, sementara wacana globalisasi
dalam hal yang lain mungkin tidak begitu mudah diamati secara jelas.
Contoh
yang bisa diungkap adalah
perdagangan antar negara, kebijakan dana moneter internasional hingga izin
beroperasi perusahaan yang bergerak dibeberapa negara sekaligus
yang menandakan bahwa mata rantai pengaruhnya pada akhirnya akan berakhir pada
pelaku ekonomi lokal, baik secara menguntungkan maupun merugikan.
Desain
globalisasi ekonomi sendiri misalnya, memang pada awalnya dinilai beritikad positif, yaitu
menaikkan kinerja finansial negara-negara yang dianggap masih terbelakang
secara ekonomi dengan melakukan kerjasama perdagangan dan kebijakan industri.
Namun, dampak negatifnya ternyata tidak bisa dielakkan ketika penyesuaian
kebijakan global itu tidak bisa dilakukan di tingkat lokal. Situasi
menang-menang yang ingin dicapai berubah menjadi situasi kalah-menang yang tak
terhindarkan bagi pelaku ekonomi lokal. Kasus fenomenal seperti yang tak
kunjung usai, penjualan perkebunan kelapa sawit oleh pemerintah baru-baru ini,
atau kasus lain yang nyaris tidak terliput secara luas seperti hilangnya jutaan
plasma nuftah di hutan dan Papua Barat, menunjukkan hal itu dengan jelas. Tentu
masih ada banyak yang lain.
Sebagian
merasa bahwa isu globalisasi berhembus ke arah negatif, yaitu bahwa globalisasi
hanya menguntungkan mereka yang sudah lebih dahulu kuat secara ekonomi dan
punya infrastruktur untuk melanggengkan dominasi ekonominya, sementara negara
yang terbelakang hanya merasakan dampak positif globalisasi yang artifisial,
namun sebenarnya tetap ditinggalkan. Sebagian yang lainnya tetap optimis dengan
cita-cita hakiki globalisasi dan yakin bahwa tata manusia yang setara di muka
bumi ini akan terwujud suatu saat nanti dengan upaya-upaya membangun
kebersatuan sebagai sesama penghuni bola-dunia.
Demikianlah
tulisan sederhana mengenai artikel tentang Globalisasi, semoga artikel ini
tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[ps]
Sumber:
cr:tugas sejarah kelas XII IPA 2 Lilies suharti
muucieh eaahh,, ini membantu saya dalam ngerjain tugas :)
BalasHapusThank
BalasHapus