Jumat, 19 Oktober 2012

Mobilitas Penduduk


MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk – Mobilitas penduduk berarti keterbukaan penduduk untuk berpindah lapangan kerja atau menerima hal yang baru. Atas dasar penegrtian tersebut ada dua jenis mobilitas penduduk, yaitu sebagai berikut:
Mobilitas horizontal, yaitu perpindahan penduduk secara teritorial, spasial, atau geografis. Misalnya: perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk menetap (urbanisasi).
Mobilitas vertikal, yaitu pergeseran atau perubahan status sosial seseorang. Misalnya dari buruh tani menjadi tuan tanah.

Migrasi merupakan salah satu bentuk mobilitas penduduk. Ada beberapa alasan seseorang melakukan migrasi, yaitu:
a. Alasan ekonomi: bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup.
b. Alasan politik: misalnya adanya tekanan-tekanan di tempat tinggal atau karena perbedaan ideologi.
c. Alasan sosial: terjadi karena tekanan-tekanan sosial dari tetangganya, misalnya karena telah melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain atau memalukan tetangga.
d. Alasan agama: karena tidak ada kebebasan dalam menganut agama sesuai dengan kepercayaannya.
e. Alasan-alasan lain: seperti ingin melanjutkan sekolah, berpetualang, dan lain-lain.
Ada beberapa jenis migrasi yang perlu diketahui, yaitu migrasi internasional, migrasi nasional, migrasi masuk, migrasi keluar, migrasi sirkuler, nglaju, dan urbanisasi.
- Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara. Contoh: jika seseorang pindah dari Indonesia ke Australia untuk menetap di sana. Perpindahan penduduk ke dalam/masuk suatu negara/wilayah disebut imigrasi (imigration) dan perpindahan penduduk ke luar dari suatu negara/wilayah disebut emigrasi (emigration).
- Migrasi nasional, yaitu migrasi yang terjadi masih dalam batas wilayah suatu negara. Misalnya perpindahan penduduk dari satu provinsi ke provinsi lain atau dari satu kabupaten ke kabupaten lain. Sedangkan istilah lain yang digunakan oleh para ahli dalam menerangkan tentang masalah migrasi nasional, yakni:
Migrasi sirkuler (circular migration), yaitu perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat pekerjaan. Contohnya penduduk Sumedang bekerja di Bandung akn tetapi pada waktu-waktu tertentu secara teratur pulang ke tempat tinggalnya karena semua keluarganya tinggal di Sumedang.
Nglaju (Commute), yaitu pergi ke tempat/kota lain di pagi hari dan pulang di sore hari atau malam hari. Gejala ini adalah fenomena baru di zaman teknologi tinggi di mana sarana transportasi sudah sangat baik. Bagi orang-orang tertentu di Amerika Serikat, istilah makan pagi di New York dan makan siang di Los Angeles adalah sudah umum. Meskipun jarak antara New York ke Los Angeles lebih kurang sama dengan jarak antara Sabang ke Merauke. Contoh nglaju yang banyak dilakukan pekerja di Jakarta misalnya mereka yang bertempat tinggal di Karawang atau Bogor (Jawa Barat).
Transmigrasi, yaitu proses perpindahan penduduk, biasanya dengan ukuran kepala keluarga, dari pulau berpenduduk padat menuju pulau yang berpenduduk jarang. Contoh: penduduk Jawa Timur bertransmigrasi ke Irian Jaya.
Urbanisasi, yaitu proses perpindahan penduduk baik individu atau kelompok dari pedesaan ke kota. urbanisasi dapat terjadi karena: semakin sempitnya lapangan kerja di daerah asal, karena pertambahan penduduk desa yang terlalu cepat, daya; daya tarik kota yang serba gemerlapan dan memiliki fasilitas sosial, ekonomi, dan transportasi yang lebih lengkap dan baik.

GLOBALISASI
Pengertian Umum Globalisasi
Jika kita mencermati, maka secara sederhana globalisasi terlihat ketika semua orang di dunia sudah memakai ceana botol, pakai sepatu yang sedang ngetrend, makan di resto mewah ala barat, dan memakai peralatan hidup/kerja yang modern, globalisasi terlihat dalam bentuk Kapitalisme mendunia atau global nampak nyata lewat bantuan tidak ikhlas IMF, Bank Dunia, dan WTO; lembaga-lembaga dunia ini mencerminkan ketidakadilan global. Globalisasi adalah satu kata yang mungkin paling banyak dibicarakan orang  beberapa waktu terakhir ini dengan pemahaman arti yang beragam atau berbeda tergantung siapa yang membicarakannya.
Tapi  istilah globalisasi telah menampakkan kesadaran bagi manusia, bahwa semua penghuni planet ini saling terkait dan tidak bisa dipisahkan begitu saja satu sama lain walau ada rentang jarak yang secara fisik membentang. Dunia dipandang sebagai satu kesatuan dimana semua manusia di muka bumi ini terhubung satu sama lain dalam jaring-jaring kepentingan yang amat luas.Pembicaraan mengenai globalisasi adalah pembicaraan mengenai topik yang amat luas yang melingkupi aspek mendasar kehidupan manusia dari budaya, politik, ekonomi dan sosial. Globalisasi di bidang ekonomi barangkali kini menjadi kerangka acuan dan sekaligus contoh yang saat ini paling jelas menggambarkan bagaimana sebuah kebijakan global bisa berdampak pada banyak orang di tingkat lokal, sementara wacana globalisasi dalam hal yang lain mungkin tidak begitu mudah diamati secara jelas.
Contoh yang bisa diungkap adalah perdagangan antar negara, kebijakan dana moneter internasional hingga izin beroperasi  perusahaan yang bergerak dibeberapa negara sekaligus  yang menandakan bahwa mata rantai pengaruhnya pada akhirnya akan berakhir pada pelaku ekonomi lokal, baik secara menguntungkan maupun merugikan.
Desain globalisasi ekonomi sendiri misalnya, memang pada awalnya dinilai beritikad positif, yaitu menaikkan kinerja finansial negara-negara yang dianggap masih terbelakang secara ekonomi dengan melakukan kerjasama perdagangan dan kebijakan industri. Namun, dampak negatifnya ternyata tidak bisa dielakkan ketika penyesuaian kebijakan global itu tidak bisa dilakukan di tingkat lokal. Situasi menang-menang yang ingin dicapai berubah menjadi situasi kalah-menang yang tak terhindarkan bagi pelaku ekonomi lokal. Kasus fenomenal seperti yang tak kunjung usai, penjualan perkebunan kelapa sawit oleh pemerintah baru-baru ini, atau kasus lain yang nyaris tidak terliput secara luas seperti hilangnya jutaan plasma nuftah di hutan dan Papua Barat, menunjukkan hal itu dengan jelas. Tentu masih ada banyak yang lain.
Sebagian merasa bahwa isu globalisasi berhembus ke arah negatif, yaitu bahwa globalisasi hanya menguntungkan mereka yang sudah lebih dahulu kuat secara ekonomi dan punya infrastruktur untuk melanggengkan dominasi ekonominya, sementara negara yang terbelakang hanya merasakan dampak positif globalisasi yang artifisial, namun sebenarnya tetap ditinggalkan. Sebagian yang lainnya tetap optimis dengan cita-cita hakiki globalisasi dan yakin bahwa tata manusia yang setara di muka bumi ini akan terwujud suatu saat nanti dengan upaya-upaya membangun kebersatuan sebagai sesama penghuni bola-dunia.
Demikianlah tulisan sederhana mengenai artikel tentang Globalisasi, semoga artikel ini tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[ps]
Sumber:

cr:tugas sejarah kelas XII IPA 2 Lilies suharti 

2 komentar: